Bismillah… Memang banyak hal misterius dari silaturahim. Silaturahim memiliki banyak nilai yang selalu saja menghadirkan keindahan tak terduga kepad orang-orang yang biasa menjaganya. Banyak sekali dalil yang menegaskan bahwa silaturahim itu memperpanjang umur, mendekatkan kita kepada rejeki dan lain sebagainya. Kali ini, akan coba aku tuliskan gambaran hari kemarin, silaturahim yang menggairahkan.
Kemarin adalah tanggal 1 Muharam, kantor libur. Aku pulang ke Magelang, seperti biasa rindu orang tua. Selain itu, sebelumnya sudah membaut janji dengna Pak Anang, guru SMK ku untuk main ke SMK dan membantu persiapan Lomba LKS untuk adik-adikku di SMK.
Sekitar jam 10an aku sudah disana, biasa, berjalan sebagai mana mestinya. Kebetulan, di SMK sedang berlangsung pelatihan Manhaj Tahfidz untuk para mentor dan pelatih yang sedang dipersiapkan untuk daerah ditempatku. Meski pun yang mengadakan dari kecamatan Sawangan, ada beberapa juga datang dari Kecamatan Dukun dan Mungkid.
Namanya juga pelatihan seperti itu, yang datang adalah semua guru-guru, dan sebagian ku kenal, adalah guru-guru ku dalam menimba ilmu, juga orang-orang bercahaya yang meneduhkan dipandang. Semoga kita digolongkan diantara mereka.
Singkat cerita, disitu bertemu juga dengan Pak Sugeng. Rumah beliau sebenarnya tidak begitu jauh dengan rumahku, salah satu orang besar namun tawadhu’ yang pernah aku jumpai. Mukannya bersih, bercahaya, tuturnya lembut dan soft banget. Dari kejauhan beliau memanggilku, aku lekas mendekat dan ada beberapa topik yang menajdi obrolan kita. Diantaranya, perihal pekerjaan sekarang, kemudian pendidikan. Pak Sugeng memang seorang guru, meski pun aku tidak sekolah di tempat beliau mengajar, tapi di Muhamamdiyah, beliau sudah seperti bapak untuk kami kader-kader yang masih belia, biasa, rutin melakukan kunjungan untuk mencari donatur hehe.
Beliau mulai bercerita tentang anak mantunya, yang kini berusia 28 tahun dan baru saja mendapatkan beasiswa s3 di Jepang, negeri sakura. Waah, mantap djiwa. Aku ingin juga, batinku. Kebetulan beliau datang bersama anaknya, disitu ada istri dari mantu yang diceritakan dan juga adiknya. Pak Sugeng ini, memiliki 4 anak gadis hehe.
Selain itu, beliau menambahkan dulu mantunya itu s2 juga dapat beasiswa di Malaysia. Wah, ngiler dah. Beliau bercerita lumayan panjang, tentang bagaimana proses dan perjuangan, bagaimana membangkitkan motivasi dan terus berusaha, bagaimana tetap berlari dan memanfaatkan peluang. MasyaAllah…. begitu menggairahkan.
Meski pun beliau menuturkannya dengan lembut hampir tanpa suara, semangat itu sampai juga pada diriku. Beliaau juga menegaskan, untuk sering-sering bersilaturahim ke tempat orang-orang yang dapat memberi inspirasi, tidak berarti dapat membrei jalan, tapi paling tidak dapat memberi motivasi kepada kita yang masih berjuang, agar tidak kendor dan terus optimis dalam menjaga semangat.
Aku jadi teringat, dulu memang sering sekali berkunjung ke rumah beliau-beliau orang-orang hebat, meski pun tidak ada keperluan, sengaja untuk datang dan hanya mengharap petuah, semangat dari beliau-beliau yang sebelumnya telah lebih dulu makan garam kehidupan. Pak Widodo, Pak Anang, Pak karmin, Pak Muji, Lek Kung, Mbak Lis, Pak Sugeng Bancak, Pak Sugeng Ngentak, Bu Yati ibu angkatku dan bapak dingentak, banyak sekali orang-orang hebat yang sering kudatangi. Tak cukup juga disini kalau ku tuliskan semuanya.
Ibu Bapakku, ridhoilah jalan yang lillah, semoga peluh dan bahu legam kalian, tidak akan sia-sia. Allahu Akbar, Hamasah!