Tak perlu sesumbar citra, fokuslah pada value

Bukan apa-apa dengan judul diatas, memang sepertinya jaman sekarang semua orang tak bisa jauh-jauh sama namanya pencitraan. Citra yang harusnya memang diperlukan sebagai garam dari semangkuk masakan, kadang-kadang malah menjadi alasan mengapa makanan tersebut tidak sedap. Keasinan.

Aku sendiri menurutku sedikit berbeda dari orang kebanyakan. Ya, meski pun tetap ada disuatu keadaan aku mencitrakan diri, tapi sejujurnya dari dalam diriku, aku lebih fokus pada value dan tidak terlalu perduli dengan citra. Menurutku, biar citra terbangun dengan sendirinya oleh keadaan yang dihasilkan dari perbuatanku, atau impact dari apa yang telah kulakukan.

Bingung? Begini, sederhananya ketika pergi kepantai misal. Beberapa diantara teman akan lebih menyukai berfoto dipantai, kemudian mengunggahnya ke sosial media boleh jadi tanpa basah sedikit pun. Aku lain, ke pantai tanpa ciblon (baca: main air) itu seperti ada yang kurang. Ketika pergi ke pantai, aku akan benar-benar menikmati pantai. Menikmati bagaiman indahnya pantai, pemandangannya ketika senja, gemuruh airnya, benar-benar aku resapi. Ya, meski endingnya kau tetep ngunggah gambarnya ke sosmed, bukan berarti aku melupakan valuenya. Atau, mungkin value dari setiap orang lain-lain ya? Bisa jadi kali ya, hanya aku yang tidak menyadari.

Banyak hal baik tapi juga ada hal buruk karena sifatku yang seperti itu. Bagi pribadi, aku ini orangnya kadang-kadang menjadi tipe perasa, mungkin efek karena aku terlalu banyak berpikir. Atau, mungkin juga bawaan Ibuku yang orangnya penuh prasangka kekhawatiran, barangkali menyakiti perasaan orang? Aku juga bukan tipe orang yang terlalu riweh sama keadaan (disatu sisi kadang-kadang menjadi yang teriweh wkwkw), aku lebih enjoy menikmati jalan ninjaku sendiri. Dan see, sampai saat ini ketika sesuatu aku plan serasa berjalan dengan baik, ya meski banyak batu karang yang telah aku terjang dengan darah sih.

Buruknya adalah dalam hal bersosial. Aku baik dalam mengakrabkan diri, sebenarnya tidak ada masalah serius dalam hal ini. Cuma, kadang-kadang untuk hal-hal tertentu aku tidak terlalu perduli terhadap orang lain. Kadang-kadang, ketika ada perasaan agak malu, aku bisa menjadi orang tercuek sedunia dan melupakan hak orang lain yang ada pada diriku.



0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x