Kenapa pencarian “monyet pake jas hujan” yang muncul Pak Jokowi?

Pembahasan ini tentunya diluar politik dan akan murni membahas kasus seperti pada judul dalam pandangan teknologi informasi. Saya sendiri awalnya heran, kenapa ketika kita mengetikkan pada laman Google dengan keyword “monyet pake jas hujan” atau “monyet pakai jas hujan” yang muncul adalah gambar Pak Jokowi, presiden kita.

Hasil pencarian monyet pake jas hujan pada halaman Google

Saya sendiri mulanya tau ini dari Facebook, secara tidak sengaja saya menemukan ada yang membagikan foto seperti gambar dibawah ini:

Monyet pake jas hujan di Facebook

Pada gambar yang di share di Facebook di atas, tentunya memancing orang untuk mencoba melakukan pencarian di Google dengan keyword “Monyet pake jas hujan”. Lalu yang menjadi pertanyaan kita sebagai seorang praktisi IT adalah, kenapa kok bisa yang muncul gambar Pak Jokowi?

Baca juga:
Tidak sekedar monyet pake jas hujan, monyet cukur rambut juga pernah mengarah ke foto Pak Jokowi

Googling “Polosan Muka Monyet” dan yang tampil Atta Halilintar, kok bisa?

Berikut adalah analisa saya yang bisa jadi betul, bisa jadi juga kurang tepat. Tapi mungkin bisa menjawab rasa penasaran teman-teman yang kebingungan juga kok bisa hal semacam ini terjadi.

Pengaruh algoritma Google dalam membaca kata kunci dan kata kunci yang spesifik

Pengaruh algoritma Google tentu sangat berperan, dan penggunaan kata kunci disini juga sangat berperan. Google sebagai salah satu mesin pencari terbesar saat ini selalu melakukan pembaruan algoritma yang dimilikinya untuk melakukan pencarian.

Dalam pembaruan-pembaruan tersebut, tentunya Google selalu berupaya untuk dapat menyajikan hasil pencarian yang sesuai dengan yang diinginkan oleh penggunanya.

Misalnya kita mencari pisang, tentunya Google berupaya supaya yang muncul adalah informasi mengenai pisang bukan rambutan, atau malah salak.

Selanjutnya, misalnya kita mencari “pisang goreng”, yang muncul seharusnya ya pisang goreng, bukan pisang yang lain. Kata kunci yang kita gunakan akan saling terkait dan saling melengkapi, seperti kata goreng melengkapi kata pisang.

Baca juga  Selalu ada ilmu disetiap proses

Jika kita perhatikan, kata kunci monyet pake jas hujan, kata kunci tersebut merupakan sebuah kalimat yang memiliki dua klausa utama yaitu: monyet dan jas hujan. Yang berarti kedua klausa tersebut saling melengkapi untuk menemukan hasil pencarian yang paling sesuai.

Lalu kenapa yang muncul gambar Pak Jokowi? Analisa saya disini adalah pada gambar Pak Jokowi mengenakan jas hujan, gambar muka Pak Jokowi tidak terlalu nampak jelas. Yang paling dominan adalah gambar jas hujannya. Sehingga gambar tersebut dibaca oleh Google sebagai jawaban dari kata kunci monyet pake jas hujan.

Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah kenapa ketika kita mencari dengan keyword lain seputar jas hujan, misalnya orang pake jas hujan, yang muncul malah tidak ada Pak Jokowi? Malahan gambar lain? Apa disini Pak Jokowi dapat mewakili klausa binatang itu? Menurut saya sih bukan itu.

Sekali lagi ketika kita mengetikan orang pake jas hujan, meskipun kalimatnya spesifik tapi jawabannya itu general. Banyak sekali orang yang menggunakan jas hujan. Dan ketika kita mencari dengna keyword monyet, muka Pak Jokowi yang tidak terlalu terlihat mungkin yaa seperti itulah mesin Google menafsirkannya.

Ada pemantik/ pancingan sehingga menimbulkan tren

Coba sekali lagi lihat ke gambar yang sudah saya tampilkan diatas, gambar pemantik dengan narasi PLIS BRO JANGAN GOOGLING “MONYET PAKE JAS HUJAN”, gambar dan kalimat tersebut merupakan pemantik yang memancing rasa penasaran orang-orang agar melakukan pencarian ke Google dengan keyword yang dimaksud.

Semakin banyak orang yang membuka keyword tersebut, mesin pencari Google akan berpikir bahwa pencarian ini menarik dan banyak orang yang mencari, kemudian Google akan menyediakan rekomendasi pencarian atau bisa dibilang menjadi tren pencarian. Coba lihat gambar dibawah ini:

monyet pakai jas hujan mendapat rekomendasi teratas

Ketika saya mencoba untuk menuliskan “monyet” saja, rekomendasi yang muncul di paling atas adalah monyet pake jas hujan. Padahal, Google tentunya memiliki banyak data atau informasi yang lain mengenai monyet. Kok bisa kalimat monyet pakai jas hujan malah yang direkomendasikan?

Baca juga  Anything as a services, Keuntungan membeli layanan dari pada aset

Itulah yang namanya rekomendasi dan tren. Google mendapati banyak orang yang mencari keyword tersebut baru-baru ini, sehingga Google merasa orang yang mengetikkan monyet, kemungkinan besar sedang mencari monyet pake jas hujan.

Baca juga:
Tidak sekedar monyet pake jas hujan, monyet cukur rambut juga pernah mengarah ke foto Pak Jokowi

Googling “Polosan Muka Monyet” dan yang tampil Atta Halilintar, kok bisa?

Kenapa ini bisa terjadi? Akarnya tentu adalah pemantik yang tadi sudah saya jelaskan. Saya tidak tau apakah ini disengaja oleh pihak-pihak tertentu, ataukah ada muatan politis, saya tidak tau dan saya tidak ingin membahasnya disini.

Tingkat kepercayaan pengguna terhadap hasil pencarian, membuat hasil pencarian tersebut dianggap valid dan relevan oleh mesin Google

Misalnya seperti ini, ketika kita mendapati gambar yang dishare di Facebook tersebut, kita tentunya penasaran kan? Kemudian kita membuka Google dan kemudian mencoba melakukan pencarian dengan keyword tersebut.

Ketika yang muncul Pak Jokowi, kita kemudian mengklik foto tersebut, melihat-lihat dan mungkin bisa jadi membuka link berita yang memuat gambar tersebut.

Saya hanya satu orang, belum banyak orang lain yang tentunya melakukan aktifitas serupa. Kegiatan ini kemudian menimbulkan kepercayaan diri Google dengan hasil pencarian yang ditampilkannya.

Mesin Google menganggap, “oh iya bener, berarti memang hasil pencarian monyet pake jas hujan yaa yang ini”.

Semakin banyak orang yang membuka, semakin meningkatkan rating dari berita yang menampilkan gambar tersebut. Atau istilahnya mereka/ gambar-gambar/link berita yang menampilkan gambar tersebut mendapatkan pengunjung secara organik menggunakan pencarian Google.

Bukan soal properti alt pada image

Biasanya untuk meningkatkan trafik pengunjung pada sebuah situs, salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan properti alt pada gambar yang kita unggah.

Ketika orang mencari informasi dengan keyword tertentu, misalnya “memasak pisang goreng”, selain artikel Google biasanya juga menampilkan gambar-gambar hasil penelusuran. Kadang-kadang kita sebagai pengguna melihat dulu gambar-gambarnya, dan kemudian mengklik salah satu gambar yang menurut kita menarik atau pisang gorengnya lezat dan kita kemudian akan diarahkan ke halaman website tersebut.

Baca juga  Analisa Teknologi Digital dan Contohnya

Gambar-gambar tersebut bisa tampil biasanya berkat dukungan dari properti alt. Saya penasaran, apakah foto Pak Jokowi yang diunggah ini memiliki value properti alt berupa monyet atau semacamnya? Saya kemudian mencoba membuka gambar tersebut, gambar yang muncul paling atas, dan menuju ke link salah satu situs berita, Tempo. Kemudian dengan inspect element saya melihat properti alt nya. Ternyata, isinya tidak ada kaitannya sama sekali dengan monyet.

properti alt pada monyet pake jas hujan

Kalau teman-teman lihat, isi dari properti alt nya adalah “Presiden Jokowi mengenakan jas hujan pemberian warga saat mengunjungi lokasi banjir dan longsor di Sukajaya, Bogor. twitter.com/setkabgoid”. Tentu tidak ada hubungannya dengan monyet. Dalam hal ini, saya menyimpulkan kalau tidak ada hubungannya properti alt image dengan konten monyet pake jas hujan. Atau dengan kata lain, tidak ada unsur kesengajaan dari para pemilik situs berita untuk memunculkan gambar itu supaya dapat dicari dengan keyword monyet pake jas hujan.

Kesimpulan

Saya tidak bisa mengatakan bahwa ini tidak ada unsur kesengajaan, atau dengan kata lain benar-benar hanya kebetulan saja kasus ini dapat terjadi. Namun, dilain sisi saya juga tidak dapat mengatakan bahwa ini benar-benar terjadi mengalir begitu saja tanpa adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja melakukan untuk mencari keuntungan tertentu.

Yang saya dapat sampaikan disini adalah, kita seharusnya bijak dalam menggunakan keahlian kita. Kita seharusnya mampu membedakan mana yang seharusnya kita lakukan dan mana yang seharusnya tidak kita lakukan.

Karena ketidakpahaman kita boleh jadi dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan sesuatu yang sesuai keinginannya, meskipun kita tidak menyadarinya.

Demikian tulisan kali ini, semoga dapat memberikan pencerahan dan memberikan manfaat. Mungkin analisa saya kurang sempurna, teman-teman bisa menambahkan informasi lain yang mungkin ada yang belum dapat saya sampaikan.

Update dari artikel ini, bisa teman-teman lanjutkan membaca: Tidak sekedar monyet pake jas hujan, monyet cukur rambut juga pernah mengarah ke foto Pak Jokowi

Baca Juga: Googling “Polosan Muka Monyet” dan yang tampil Atta Halilintar, kok bisa?



5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wijdan SR
4 years ago

sedikit berpendapat, dalam dunia SEO dikenal yang namanya Backlink, biasanya orang memanfaatkan backlink ini untuk meningkatkan posisi webnya di mesin pencari pada kata kunci tertentu.

bisa jadi ada segelintir orang yang menambahkan anchor text pada backlinknya “monyet pake jas hujan” yang mengarahkan link tersebut pada Foto ataupun situs yang menampilkan pak Jokowi sedang memakai jas hujan.

semoga dapat membantu….

Ivan MFebryansyah
Ivan MFebryansyah
4 years ago

Analisisnya keren


2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x